SEJARAH MASJID WONOKERSO {MASJID TIBAN}
A. LETAK Dan Ukuran MASJID WONOKERSO
Di Dusun : Wonokerso
Desa : Sendangrejo
Kecamatan : Baturetno
Kabupaten : Wonogiri
Masjid ini berukuran 7,5 x 7,5
meter dan mirip bangunan
rumah panggung yang
dianjang (berada d iatas
kolong) berbeda dengan
umumnya masjid di tanah Jawa sekarang. Bentuknya
menyerupai Masjid Agung
Demak. Selain itu semua
sambungan kayu
menggunakan pasak kayu
jati bukan paku besi.
Keistimewaan lain, keempat
ompak atau yoni yang
merupakan soko guru terbuat
dari pokok kayu jati dan
antara satu dengan lainnya
berbeda, baik bentuk maupun karakter batang kayu serta
ukurannya. Lebih unik lagi,
puncak kubah berbentuk
mahkota raja terbuat dari
tanah yang belum
menampakkan kerusakan, meski dimakan usia dan
didera panas maupun hujan.
Menurut penuturan pak Warto,
selaku Takmir
Masjid Tiban Wonokerso,
masjid ini merupakan bukti
sejarah usaha Walisongo dalam mencari kayu jati
pilihan untuk membangun
Masjid Agung Demak. Saat itu
Walisongo dengan dipimpin
Sunan Kalijaga menelusuri
Bengawan Solo menuju Hutan Jati Donoloyo. Sesampainya di
suatu tempat yang banyak
ditumbuhi pohon jati
Walisongo memutuskan
untuk menghentikan
pencarian. lantaran mereka meyakini itulah Hutan Jati
Donloyo yang dimaksud. Di
situ mereka membangun
sebuah masjid sebagai tempat
beribadah sekaligus tempat
bermalam.
B. LATAR BELAKANG MASJID TIBAN
"Sirno Ilang Kertaning Bumi" Candra sengkala tahun saka
yang artinya 1400 masehi tahun 1478 waktu itu kerajaan majapahit runtuh
pada tahun 1400-1401 Masei Mojopahit diperintah suhita. Masa penerintahan suhita timbul perang saudara yang di sebut, "Perang parereg" para bangsawan mojopahit banyak yang menyingkir ke jawa jengah dan sekitarnya antara lain :
1. Bathara Katong menjadi Adipati pertama di ponorogo
2. Ki ageng Donoloyo tiba di Wonogiri dan membuat hutan yang bernama "hutan Donoloyo ". Kelak kayu hutan donoloyo untuk ramuan masjid demak dan kraton surakarta.
3. Lembu aminasi tiba di desa mangir menurunkan ki ageng mangkir.
4. R lemubu peteng (bondan kejawen ) tiba di desa tarub grobongan. Kemudian hari menurunkan : getas pandhawa ki ageng sela ki ageng henis laweyan ki ageng pemanahan p. Senopati dan raja raja mataram.
Bangsawan dari mojopahit yang meninggalkan keraton itu ada yang patuh terhadap kerajaan demak, namun juga ada yang menentangnya.
Raja demak bersama wali sanga berupaya mendirikan masjid agung di demak. Para wali telah berupaya mencari kayu jati yang besar dalam hutan sepanjang pegunungan kendeng belum menemukan sebatang kayu jati yang layak untuk ramuan masjid agung demak.
Bersambung, cerita akan di teruskan pada hari berikutnya. Salam persabatan dari Andi setiawan. Dan pengurus Osis Lainnya
0 komentar:
Posting Komentar